Semangat!

Semangat, ya!
Terus membuat cerita!
Ayoo!

Sunday, July 4, 2010

"Be Yourself", Tiffany

Jika kamu mau mencari aku, kamu nggak akan semudah itu menemukanku. Karena, jelasnya aku nggak punya ciri khas sama sekali. Ya, kamu boleh bilang aku nggak Pede sama diriku sendiri, kamu boleh bilang aku nggak “be my self”. Karena itu memang benar, it’s really-really a fact. Aku selalu ngikutin berbagai gaya artis, model, penyanyi atau bahkan cuma gaya Queen Bee-nya sekolah, Si Marsha Cruella! Kalau mau mencariku, katakan namaku, Steffany Sunny, atau bisa kau panggil Tiffany serta kelasku, kelas 8-B. Aku nggak pernah Pede sama diriku, karena aku rasa ya aku nggak punya style! Aku nggak bisa semudah itu berpakaian dengan “matching” padahal kata temanku, “matching” itu bukan berarti kita harus berpakaian satu warna, kalau begitu style kita malah “mati” warnanya. Huh, tapi aku nggak pernah merhatiin nasehat dari Astrid itu. Bukan berarti aku tetap memakai baju senada dan sewarna, tapi aku tetap ngikutin gaya orang orang. Semua in bermula dari komentar dan ejekan dari Mindy, anak kelas 8-C yang super nggak enak. Dia bilang “eh, temen-temen! Tau nggak, Tiffany dari kelas 8-B? dia nggak fashionista banget, deh! This is not gossip, friend! Dia ga fashionista, sekarang kan lagi nge-trend gelang mutiara yang pink, eh sekarang dia malah masih suka pakai gelang perak jelek yang udah penuh debu itu! Gelang logam dan perak kan trend bulan kemaren! HAHAHA..!” *glek* aku langsung kaget menelan ludahku saat tau persoalan itu, dan aku langsung ngga Pede dan ngelepasin gelangku. Mulai beberapa hari itu aku berubah, selalu ngikutin trend, tapi selalu ngikutin gaya artis juga, terutama gayanya Lenka, Jessica “SNSD”, Beyonce Knowles dan Sherina Munaf. Beberapa kali si kembar Astrid dan Ashley mengingatkanku dengan kata-kata “be yourself” dan selalu ku ingat itu. Tapi, bagaimana lagi? Toh, ini diriku yang sekarang! Dan terkadang aku benci dengan kata-kata mereka. Rasanya ingin sekali memarahi mereka. Tapi, beda lagi dengan Cassy yang hanya diam dan membuatku senang sebagai temannya. Memang terkadang Cassy juga mengingatkanku, namun caranya berbeda. Ia hanya berkata pelan dan membawa peringatan itu dengan santai. Contohnya, saat aku mau berpakaian “full” ala Sherina, dia mengingatkanku untuk tak sepenuhnya berpakaian Sherina, dan ia menyarankanku untuk mengganti boots, celana, jam tangan, dan jaket kulitku dengan high heels, rok, gelang tali dan cardigan. Dan ternyata setelah dipadukan, itu sangat manis, stylish dan tetap ada kesan Sherina-nya. Selain itu, Cassy tak akan memaksaku mengganti baju bila aku benar-benar nggak mau. Sampai, suatu hari aku bermimpi kalau ada semua orang yang pernah aku tiru berkumpul di depan rumahku. Awalnya, aku nggak ngerti mengapa dan ada apa, tapi di mimpiku semuanya protes, ga suka aku tiru “full”. Akhirnya aku terbangun ketika Sherina baru datang di mimpiku, dan aku mulai merasa sedikit kesadaran kalau aku nggak bisa seenaknya dan selamanya meniru gaya orang lain. Sampai sore harinya, aku ngobrol sama Cassy. Aku cerita soal mimpiku tadi malam yang lumayan menyadarkanku akan kata-kata Astrid, Ashley dna Cassy yang selalu mengingatkanku bagaimana menjadi diriku sendiri, dan sore itu Cassy bilang “nah, kamu sudah dapat hikmahnya kan? Bagaimana kalau semua itu terjadi? Aku nggak yakin kalau artis-artis tau, tapi bagaimana dengan si Queen Bee, Marsha Cruella? Atau Miss School, Priscilla Moredan? Mereka lama-lama juga akan tau gayamu yang sama seperti mereka. Jadi bagaimana, Tiffany?” dan perkataan Cassy itu benar, aku nggak mungkin terus-terusan seperti ini. Dan saat esok hari, jelas aku bingung mencari-cari baju yang bukan gaya artis, dan akhirnya aku meminjam baju kakakku. Jelas kakakku kaget dan bingung “mengapa dia harus meminjam bajuku? Bukankan ia punya ratusan baju?” mungkin itulah yang jelas terpikir olehnya. Namun, aku tak menghiraukan pemikirannya. Maka, akupun pergi ke acara fun miss school di sekolah dengan menggunakan kaus berlengan sampai siku warna pink, rok jeans biru selutut, sepatu sneakers warna cream-ku, gelang bintang berkilauan dan membawa tas pandapple kesayanganku. Aku samasekali nggak peduli sama apapun yang akan dikatakan orang-orang, karena ya ini my style, and this is really-really my truth style. Aku pun datang ke sekolah dan banyak yang memperhatikanku dan mulai berkata “itu gaya siapa?” mereka masih mengira aku adalah tukang tiru, tapi bukan. Kini inilah aku yang selalu tampil dengan sentuhan jeans dan warna pure. Dan akhirnya baju-bajuku tak selalu kupakai satu gaya dari atas ke bawah, namun lebih sering ku acak. Kadang gaya Lenka kupadukan dengan gaya Sherina atau yang lainnya. Apa yang selama ini Cassy katakana benar, dan memang aku tak bisa selamanya seperti ini. Terimakasih, Cassy, Astrid dan Ashley! Kalian memang sahabat terbaikku!

No comments:

Post a Comment