Semangat!

Semangat, ya!
Terus membuat cerita!
Ayoo!

Sunday, June 27, 2010

Update Terus - "Asrama Colorful Towers" - part 3

Bab 3
Amy, Claudia, dan Hari Itu
Hari ini adalah pelajaran matematika yang diajarkan oleh Miss Lauren, dan dilanjutkan dengan pelajaran bahasa Inggris oleh Miss Davina. Mereka mengikuti pelajaran dengan baik, dan seperti biasa Amy kembali ‘blank’ di saat melihat Miss Davina yang sangat anggun memasuki kelas. Kali ini yang menyadarkannya Steffany. Dan untungnya, Amy duduk dibangku paling-paling depan, tepat di depan meja guru. Keberuntungan besar! Amy jadi bisa mendengar cukup jelas. Seketika, telinganya terasa ‘plong’. Ia mulai mendengar suara sangat jelas. Ia bahagia sekali. “aah..” ucapnya senang. “bagaimana? Are you alright, Miss Darwin? Aku harap kau benar-benar sehat sekarang!” Tanya Miss Davina padanya. “Yes, Miss. Now my ear not get hurt again.” Jawab Amy senang dan asal-asalan bahasa inggrisnya. Kemudian, hari itu seperti sangat panjang dan dipenuhi oleh kelas Miss Davina. Waktu istirahat makan siang, Amy langsung memasuki ruang makan untuk makan siang. Dilihatnya makanan-makanan yang bermacam-macam. Ia pun mengambil semangkuk mesh potato, sepotong ayam panggang dan segelas jus jeruk. “lezatnya!” batinnya dalam hati sambil melahap makanannya. Ia celingukan di dalam ruangan itu, ia mencari Claudia! Tetapi, Claudia tidak ada. Mengapa sih Claudia lagi? Entah mengapa Amy masih penasaran dengan Claudia.
Seusai makan, Amy langsung berlari menuju menara pink dan memasuki kamar bersamanya untuk mencari-cari Claudia. Aha! Terlihat Claudia yang sedang menangis tersedu-sedu di ranjangnya lagi seperti tadi malam. Tetapi, kali ini ia menangisi sebuah gelang yang indah yang terbuat dari kayu. Ia tampak mengetahui gelang itu, gelang itu tampak familiar baginya. Gelang itu.. gelang itu.. o, ya! Seperti gelang sepupunya yang dahulu pindah jauh dari rumah keluarga besarnya. Terakhir ia bertemu sepupunya saat ia berumur dua tahun. Seingatnya, panggilan sepupunya itu adalah Maura. Loh! Bukannya itu nama tengah Claudia? Nama Claudia kan “Claudia Maura Pelangi”! Apa sebenarnya hubungan Amy dan Claudia? Mereka nggak saling kenal. Samasekali tidak pernah bertemu dengan Claudia sebelumnya. Amy tidak pernah merasa melihat Claudia sebelumnya, sebegitu pula dengan yang diarasakan oleh Claudia. Namun, gelang itu mungkin akan memberi petunjuk!
Setelah ia memperhatikan Claudia, terdengar suara lonceng tanda masuk kelas. Sebelum terlihat Claudia, Amy bergegas pergi ke kelasnya. Kemudian ia selalu melewati harinya dengan mengawasi Claudia, tetapi suatu hari ia kepergok oleh Claudia karena ia terlalu dekat memperhatikannya. Claudia yang tadinya menangis tersedu-sedu jadi merasa emosinya memuncak, ia tidak pernah suka kalau ada yang melihat dirinya yang keras menangis seperti orang lemah. Saking marahnya, Claudia tidak tahan lagi dan mendorong Amy sampai terjatuh menabrak meja, punggungnya terbentur keras, kakinya terpeleset sampai terkilir. Namun, dengan sabarnya Amy hanya berteriak kencang “kamu jahat, Claudia! Kamu jahat!”, suara itu terdengar sampai menara kuning dan membuat semua orang mendatanginya. “Amy!” jerit Steffany yang pertama kali mendatanginya “ini pasti ulahmu Claudia! Dasar keterlaluan! Apa sih salah Amy? Pasti kesalahannya tidak melebihi doronganmu! Aku yakin itu. Ia paling parah pun hanya ingin menemuimu, tetapi kamu sedang menangis dan tak suka, ya kan? Aku sudah tau sifatmu.” Claudia tidak menjawab. Wajahnya jelas merah padam karena malu dan takut, keringatnya tak berhenti mengucur dari pelipis hingga dagunya. Giginya menggeretak, kaki dan tangannya lansung lemas. “oh, apa salahnya? Aku tau kalau aku sangat benci dia! Dia selalu mengikutiku. Tetapi mungkin disebabkan sesuatu, ya?” batin Claudia dalam hati tanpa rasa menyesal. Tadinya Claudia mau kabur, namun sudah terlalu banyak orang yang datang, termasuk Miss Lauren, Miss Davina, dan bahkan Nyonya Vallen juga datang. “ada apa ini?” Tanya Nyonya Vallen pada Steffany dan Geliza yang menopang tubuh Amy yang lemah. “ia jatuh didorong!” teriak Steffany “oleh Claudia, nyonya..!” lanjut Geliza. “BERANINYA, MEREKA!” batin Claudia dalam hati sambil marah. Jantung Claudia pun berdebar lebih kencang, seperti orang yang sudah mau ditembak dari jarak dekat, sangat-sangat dekat. “CLAUDIA!? SI ANAK BARU ITU? KETERLALUAN SEKALI!” teriak Nyonya Vallen marah. Nyonya Vallen langsung meminta Miss Lauren membawa Claudia ke dalam ruang rapat sidang. Ia meminta Peach, anak tingkat dua untuk memimpin persidangan kesalahan itu, sementara Amy langsung dibawa ke ruang UGD asrama di menara kuning oleh Steffany, Geliza, Violet, Laura dan dua orang jururawat menggunakan kursi roda. Jururawat berkata kalau Amy mungkin harus banyak diobati.
Sepanjang Amy masih diobati, Steffany, Geliza, Violet, dan semua teman-temannya berdoa sepanjang hari untuk kesembuhan Amy. Mereka harap Amy tidak apa-apa, dan Claudia di adili dengan baik dan jujur. Teman-teman Amy dengan tegang duduk terdiam di kursi tunggu.