Semangat!

Semangat, ya!
Terus membuat cerita!
Ayoo!

Saturday, January 2, 2010

Update Terus - "Asrama Colorful Towers" - part 2

Bab 2
Hari Pertama
Hari ini dimulai dengan pelajaran bahasa spanyol. Yang mengajar adalah Sra. Dulce (sra adalah singkatan untuk sebutan nyonya dalam bahasa spanyol, yaitu senora). Sra. Dulce sangat baik hati dan ramah. Ia mengajarkan bahasa spanyol pelan-pelan. “Parece que hoy me estaba ensenando a una nueva clase, eh?” dan ada bebrapa anak yang menjawab “Si, senora!” dan anak lain hanya mengikutinya saja. Menurut Amy, hari ini sangat membosankan, walaupun belajar di hari pertama ini hanya seperempat hari, sampai pukul duabelas siang tepat, dari pukul sepuluh tepat.
Setelah kelas selesai, mereka semua makan siang. Anak-anak tingkat dua sangat baik, tidak seperti anak tingkat tiga yang suka mengejek. Saat makan siang, mereka melihat hidangan yang enak-enak. Anak-anak tingkat dua dengan ramah memperkenalkan namanya masing-masing sambil membereskan meja makan yang sangat besar. “aku sudah tau, memang semuanya yang di tingkat dua baik!” ucap Steffany sambil menyiapkan garpunya. Sementara, sekali lagi, Amy kembali dalam keadaan ‘blank’ sambil memperhatikan makanan yang sangat lezat itu. Mulutnya ternganga sambil memperhatikan betul hidangan tersebut. Terlihat ayam panggang, steak daging saus jamur, kentang, sayur-sayuran dan sebagainya. Namun, ia kembali sadar saat Geliza menepuk pundaknya. “hey!” seru Geliza untuk menyadarkannya. Amy kembali ke alam sadarnya. Ia pun langsung makan dengan lahap.
Kemudian, sore datang. Sekarang giliran anak tingkat satu memakai kolam renang. Amy pun menyiapkan pakaian renangnya dan berkumpul bersama teman-temannya. Mereka masuk kolam bersamaan kecuali Vanny dan Sherly yang tidak mau turun karena keduanya punya berbagai masalah. Sherly yang tertutup dan Vanny yang tertekan, agaknya Vanny juga tertekan kalau memasuki kolam renang. Sementara, sifat Sherly itu membuat dirinya sendiri tidak berani dan semakin tertutup, ia bilang ia lebih suka diam saja. Di dalam kolam renang, Steffany menunjukkan gaya menyelamnya bersama juga Amy. Mereka memperlihatkan berbagai gaya aneh. Miley pastinya tertawa meledak, membuat kaget semua orang. Setelah mereka keluar kolam, Amy sadar kalau telinganya kemasukan air kolam. “sepertinya aku tuli!” ucapnya dengan suara aneh yang disebabkan oleh air kolam yang masuk ke dalam telinganya. “ya ampun, Amy kecil! Mengapa kau?” Tanya Steffany agak kencang “TULI! Namun, tampaknya sementara!” teriak Amy “hey, aku tak tuli juga!” keluh Steffany yang mendengar sebegitu kencangnya Amy bicara. “hah? Aku tau kamu.. kamu nggak tuli, ya? Tapi aku yang merasa aku bicara sangat-sangat pelan. Aku harap ini segera sembuh.” Ucap Amy lagi teriak. “whooy! Kuperingatkan sekali lagi! AKU TIDAK TULI JUGA!” teriak Steffany kesal namun merasa kasihan juga dengan Amy yang pendengarannya menjadi kurang baik. Ia juga jadi berharap Amy kembali pulih dan bisa bicara dan mendengar normal kembali.
Sekarang malam baru datang. Hawa dingin yang sangat menggigit tubuh terasa. Karena tidak tahan, Miley langsung menutup jendela dan tirainya. Saat Marie juga diminta menutup jendela, ia tak berani, karena dari jendela terlihat pemandangan ke bawah yang sangat menakutkan. Ya, kau kenal Marie takut ketinggian, maka Violet berbaik hati menutupkan jendela itu dan menenangkan Marie yang ketakutan. Setelah pukul setengah sembilan malam tiba, dan mereka semua tidur di ranjang masing-masing, tetapi Amy masih belum tidur sampai pukul sebelas malam, karena masih merasa tidak enak yang disebabkan oleh air di telinganya. Sementara, terlihat juga Claudia yang belum tidur dan masih menagisi foto ibunya yang sudah dibingkai. Tak tahan mendengar itu, Amy segera bangun dari ranjangnya, menggunakan gaun kamar dan menghampiri Claudia diranjang paling pojok. “hey, Claudia..!” bisiknya pada Claudia, namun Claudia tak memperdulikan bisikan Amy, ia malah melanjutkan tangisannya dibalik bantal dan meminta agar Amy pergi, namun Amy tidak dapat mendengar bisikan Claudia. Sudah tau sebabnya, kan? Amy malah semakin mendekat pada Claudia dan menenangkannya. Tetapi Claudia malah semakin sembunyi dan Amy terpaksa kembali ke atas ranjangnya. Di atas ranjangnya, Amy berpikir mengapa anak yang sesombong itu bisa cengeng dimalam ini? Entah mengapa, diluar Claudia bersikap keras, namun didalam tampak hatinya yang lembut dan sayang orangtuanya. Amy masih tidak mengerti apa maksud Claudia bersifat seperti itu. Selama berpikir, lama-lama ia tertidur lelap.
“Banguun! Banguun!” teriakan di pagi itu jelas suara Steffany yang membangunkan mereka di pagi hari. Amy yang masih lelah terbangun, ia masih memikirkan Claudia, tetapi memang ada yang bilang Claudia manja dan adalah anak tunggal yang disayang. Sebenarnya apa sih yang dimaksudkan Claudia?