Semangat!

Semangat, ya!
Terus membuat cerita!
Ayoo!

Tuesday, December 29, 2009

Update Terus - "Asrama Colorful Towers" - part 1

Bab 1
Anak Baru Tingkat Satu
Hari ini penerimaan anak tingkat satu di asrama “colorful towers” akan dimulai pada pukul sembilan pagi tepat. Anak-anak tingkat tiga, empat, dan tingkat tertinggi yaitu tingkat lima akan menjadi paduan suara pada suasana penerimaan siswa dan siswi baru itu. Para murid perempuan melaksanakan penerimaan pada tower atau menara kuning, sementara para murid laki-laki pada menara biru tua. Di dalam asrama tersebut ada peraturan, kalau mendaftar ke asrama tersebut harus berumur lebih dari sepuluh tahun. Ya, asrama tersebut seperti pengganti SMP dari SD. Ketika pada hari itu juga, Amy menyiapkan dua kopornya yang terbagi dari kopor sedang dan besar. Ia juga menggendong sebuah tas ransel berwarna kuning keemasan. Dalam kopor kecilnya terlihat ada beberapa helai seragamnya yang selalu berbeda setiap waktu dan harinya, handuk sport serta beberapa peralatan mandi. Sementara, dalam kopor besarnya, tentu ada banyak helaian baju untuk ia tidur dan diwaktu bebas, serta beberapa baju lainnya. Sementara, dalam ransel yang ia gendong terdapat peralatan sekolah. Sebenarnya, Amy tidak mau membawa ransel yang kekanak-kanakan itu, tetapi tak apa, sebenarnya di asrama itu akan dibagikan tas juga, hanya tas dari asrama sangat bagus, tas selempang berwarna putih bersih yang di depannya bertuliskan “C.T”, singkatan dari nama asramanya, dan disisi tas itu tergantung label seperti merek, tetapi itu bukan merek, melainkan nama murid yang memakainya. Pastinya dalam tas Amy dilabelnya bertuliskan “Amy Violet Vanessa D.”, nama Amy memang terlalu panjang, maka marga keluarganya itu disingkat, sebenarnya nama marga keluarganya itu “Darwin”. Tidak terasa, Amy sudah selesai beres-beres, lalu ia diantar ibunya naik taksi ke stasiun kereta yang akan berangkat pukul setengah delapan tepat. Memang, keretanya itu sangat express atau cepat, dan itu adalah kereta khusus untuk ke asramanya. “tunggu sebentar, mama akan mencari wali kelasmu yang juga merangkap sebagai ketua menara asramamu! Namanya Nyonya Lauren, katanya ia sangat cantik, baik, pandai, cerdas, pokoknya segalanya, deh!” cakap ibunya sambil berlalu ke dalam kerumunan murid-murid. Tiba-tiba ada seorang anak yang tampak sebaya dengannya, rambutnya pirang keemasan dan dikepang satu kebelakang. Lama-lama ia semakin menghampiri Amy, bersama ibunya ia bertanya apakah Amy anak tingkat satu, dan sebagainya. Lalu, ibu itu langsung bilang titip anaknya itu, tampaknya ibu itu terburu-buru dan meninggalkannya dengan sedikit tangisan yang benar-benar terlihat dari mata sepasang ibu dan anak itu. “H.. hai.. namaku Angeliza Holy Edward. Bisa dipanggil Angeliza atau Geliza. Kalau namamu siapa?” Tanya anak itu tergagap-gagap. Seketika Amy sadar dari lamunannya melihat segerombolan anak yang bersedih berpisah selama lima tahun. “Oh! Eh, iya. Namaku Amy Violet Vanessa Darwin, panggil saja Amy. Aku panggil kamu Geliza, ya!” seru Amy sambil sedikit terperangah melihat kerumunan murid-murid itu, dan tanpa sadar ibunya datang. “Hai, Amy sayang. Ini siapa? Teman barumu, ya? O, iya. Ibu perkenalkan, ini Nyonya Lauren!”, dengan masih keadaan kurang sadar ia menjabat tangan Nyonya Lauren dan berkata pada ibunya “Oh! Dia tadi datang kesini bersama ibunya, tetapi tampaknya ibunya terburu-buru dan langsung pergi meminta dirinya bersamaku. Perkenalkan, namanya Angeliza atau dipanggil juga Geliza! Kalau aku, pastinya Amy Violet Vanessa Darwin, Nyonya Lauren!”. Nyonya Lauren pun membalas sapaan Amy “oh, manisnya! Kamu Amy, ya? Dan ini Geliza yang dari Corn-Town itu, ya?” Geliza pun dengan malu setengah mati berkata “i.. iya, Nyonya Lauren.” “Haha, sudahlah, jangan panggil aku nyonya, deh! Nanti panggil aku “Miss Lauren”, ya!” ucap “Miss Lauren” yang sekarang itu. “Baik, Miss!” ucap Geliza dan Amy kompak. Kemudian, Miss Lauren langsung segera memperingatkan anak-anak untuk naik kereta segera, dan tampaknya ibu Amy, Nyonya Darwin sudah mulai berjalan pulang sambil melambaikan tangannya pada anaknya itu yang telah memasuki sebuah gerbong. Terlihat dari air mukanya kalau mereka satu sama lain ingin menangis, tetapi mereka sama-sama menahannya, dan lama-kelamaan rasa sedih itu hilang didalam riungan anak-anak yang saling bercanda-tawa. “sepertinya mereka sudah saling kenal, ya!” batin Amy dalam hati, namun seketika Geliza menghampirinya dan berkata “hai, Amy! Aku mungkin memang pemalu, tetapi ayolah kita berkenalan dengan murid lainnya yang sekelas dan kamarnya selantai dengan kita! Menurut Miss Lauren, kan kita akan diberi kamar yang selantai dan seruangan! Mari kita cari yang lainnya! Kan, disana ada sepuluh kasur, maka pasti masih ada delapan orang lagi.” Amy pun langsung sadar dari kegelisahannya, dan kembali semangat. Amy dan Geliza pun mencari-cari yang ruangannya tepat di kamar nomor 57 yang sama dengan mereka, lalu mereka pun berkenalan dengan orang-orang itu. Sekarang kamarnya akan sangat spesial, karena ada berbagai karakter dari berbagai tempat. Ada Amy yang periang dari RiversCity, Geliza yang pemalu dari Corn-Town, Steffany yang nakal, jahil dan selalu berani dari kota Holevann, Miley yang selalu tertawa dan rajin dari Mine-City, Marie yang takut ketinggian dari kota Soviet, Laura yang lucu dan suka dandan dari June-Town, Sherly yang selalu diam dan lumayan tertutup, Violet yang baik hati, Vanny yang selalu tertekan dengan segala hal, dan Claudia yang sombong dan iri. Amy dan Geliza sudah berkenalan dengan semuanya, kecuali pada Claudia yang sangat mengasalkan dan sombong itu. Anaknya juga manja! Sepenjang jalan ia hanya memperhatikan foto ibunya saja dan menangis tersedu-sedu. Ia juga mempamerkan keindahan rambutnya yang pirang keemasan seperti Geliza yang digerai ke belakang hampir sepinggang. Namun, seorang anak tingkat dua, Peach yang menjaga anak-anak kelas satu berkata pada Claudia “hey, anak kelas satu yang sombong itu! Nanti rasakan saja apa yang dikatakan Ibu Asrama, Nyonya Vallen! Kau akan disuruh mengepang rambutmu, atau yang paling parah harus dipotong sangat-sangat pendek setelinga!” “awh, gawat!” batin Claudia dalam hati. “haha, kapok dia mempamerkannya!” ucap Steffany pada Amy dan Geliza. “betul! Haha, harusnya dia lebih berhati-hati. Sepertiku, sudah siap dikepang.” Ucap Miley sambil tertawa puas. Sementara, Geliza dan Amy tersenyum saja.
Amy melihat jam tangannya, terlihat pukul sembilan kurang lima belas menit. Dan, tampaknya mereka akan segera sampai ke asrama mereka. Mereka berhenti disebuah stasiun bawah tanah yang bernuansa istana. Semuanya turun dari kereta dan menaiki tangga keatas, ke menara masing-masing. Perempuan ke menara kuning, laki-laki ke menara biru tua. Setelah masuk kedalam menara masing-masing, semuanya langsung duduk dan terdengar suara paduan suara yang sangat merdu. Lagu-lagu kebangsaan dilantunkan, lalu dilanjutkan dengan lagu wajib asrama sebagai lagu penutup. Para murid baru mendengarkan pidato dari Ibu Asrama, ada beberapa yang yakin dan sangat memperhatikan apa pidatonya, dan ada yang malah mengobrol dengan yang lainnya. Amy kurang memperhatikan, ia malah sekali lagi melamun dan lepas dari kesadarannya, ia memperhatikan kelompok paduan suara yang begitu banyak, sampai-sampai Geliza melihatnya kebingungan. Namun, Geliza tetap memperhatikan pidato sambil masih bingung dengan keadaan Amy yang terlalu sering ‘bleng’ dalam suatu hal. Ia memang begitu, sering ‘bleng’ dan tidak sadar, sampai-sampai seperti orang gila! Ia selalu terjerumus dalam suatu hal yang terlalu dalam, sampai sebegitu dalamnya ia sering merasa tidak ada orang ditempatnya kecuali hal yang ia lihat sebegitu dalamnya. Khayalan Amy juga sangat dalam, ia melihat para paduan suara itu memainkan berbagai alat musik yang sangat merdu. Namun, seketika ia sadar ketika ditanya oleh Miss Lauren “hey, Amy! Kamu mengapa? Sadarlah, sekarang kita ke lantai atas, menyimpan barang!” dan Amy pun sadar dan mengikuti Miss Lauren. Mereka pergi ke lantai lima, tempat gudang penyimpanan, berbagai barang kecuali isinya, seperti kopor disimpan dalam gudang. Maka, saat ke kamar mereka membawa baju dan alat mandi menggunakan tas selempang yang sudah dijelaskan tadi, sementara barang sekolah dibawa menggunakan ransel masing-masing. Sesampainya dikamar, Amy menyimpan baju-bajunya kedalam lemari dan menyimpan alat mandinya pada sebuah laci. Disetiap tempat tidur dipisah menggunakan tirai tebal yang terbuat dari sutra yang sangat lembut, malah lebih lembut daripada selimut mereka. “owh, rasanya aku ingin memakai tirai ini untuk tidur..” ucapnya sambil membereskan baju-bajunya. “iya, aku juga..” lanjut Geliza. Mereka pun sama-sama memeluk tirai masing-masing, namun keburu ditegur Miss Lauren “hey! Kalian ini, jangan peluk-peluk tirai! Cepat pakai seragam, masuk kelas!” “hehe.. aku minta maaf, Miss!” pinta Amy dan Geliza. Lalu, mereka ganti baju menggunakan seragam. Seragamnya adalah blus putih dengan dasi pita berwarna pink, rok berwarna merah cerah, kaus kaki putih, dan sepatu berwarna coklat. Mereka semua berjalan dengan anggun dan indah menuju kelas, sebelum ada anak tingkat tiga yang mengejek mereka, ya benar! “iih, jadi anak tingkat satu saja sudah sombong! Jalannya sok-sokan anggun, lagi!” ejek anak tingkat tiga itu, lalu Amy membalas “hey, aku nggak bermaksud sombong! Kita hanya mengikuti sebagaimana peraturan menjadi perempuan yang baik menurut di sekolah ini!” dan anak-anak lain malah ikut berseru “iya, betul! Iya, betul! Kami punya hak! Kami punya hak! Kami hanya menuruti kewajiban!” dan kemudian bersorak “HUUW! Kakak kelas nggak baik!” namun Miss Lauren langsung menghentikan sorak-sorakan itu dengan lembut “sudahlah, anak-anak. Kalian, anak tingkat tiga juga! Seperti anak kecil, ya! Rata-rata umur kalian itu sudah tiga belas sampai empat belas tahun! Diamlah, jangan seperti anak kecil, dong!” “i.. iya, miss..” ucap anak tingkat tiga itu sambil malu dan wajahnya merah padam. Anak tingkat tiga itu langsung berlari ke kelasnya. “haha, berhasil!” semangat Amy langsung muncul.

Saturday, December 19, 2009

Hari Ibu

Hari Ibu..
Mungkin kurang kita peduliin..
Padahal..
Itu hari dimana kita menghormati ibu kita sendiri..
kalau di negri kita ini, hari ibu muncul pada tanggal 22 Desember..
bentar lagi, ya?
inget nggak kalau kita sering dimarahin mama?
inget nggak kalau kita sering nggak nurut sama mama?
inget nggak kalau kita jarang bantu-bantu mama?
inget, kan?
dan hari ibu ini jangan kita lupain, ya!
hari itu berharga banget buat ibu kita..
walau mungkin kalau kita cuma ngerasa biasa aja..
hari ibu..
salam ya buat ibu kita..
semoga mereka menyayangi kita selalu..
semoga mereka juga disayangi selalu oleh Allah SWT..
seperti mereka menyayangi kita semasa kecil..

amiin..

selamat hari ibu!!
aku selalu sayang mamaku!!

kasih ibu..
kepada beta..
tak terhingga..
sepanjang masa..
hanya memberi..
tak harap kembali..
bagai sang surya menyinari dunia..


ibu.. mengandung kita sembilan bulan..
ibu.. merawat kita dari kecil..
ibu.. menyayangi kita..
ibu.. sayangi kita seumur hidupnya..
selamat hari ibu!!!

Saturday, December 5, 2009

Anak Kelas Enam ^_^

berharap semuanya akan terwujud..
harapan serta kebahagiaan..
ketika aku menatap ratapan orang lain..
ketika aku berharap tanpa mengaharapkan apa yang orang lain harap..
mengharapkan keindahan serta kebahagiaan kami..
aku harap kebahagiaan tidak hilang dariku..
dan beserta kebahagiaan yang ada dalam keluargaku..
kuharap aku tidak keliru..
semoga ternyata itu semua benar..
aku harap kami terus dalam kebahagiaan yang terus terasa..
aku harap semuanya sehat selalu..
kuharap kebahagiaan melindungiku..
ketika aku berharap kita tidak berpisah..
namun saat itu pasti datang nanti..
teman-temanku..
teman-temanku dari kelas satu..
teman-teman sekolahku..
aku tau kita selalu berharap kita dapat bercanda tawa selalu..
tetapi, suatu hari kita berpisah..
kita akan didatangkan dengan tempat yang baru..
teman-temanku..
aku harap kita tidak bersedih saat perpisahan tahun depan nanti..
kuharap kalian tidak terganggu dengan berpisahnya kita..
kita tetap sahabat, kok!
kita tetap anak-anak alumni kelas kita yang lama..
walau masih lama, aku sudah merasa kesedihan..

terimakasih atas kebahagiaan yang kalian beri ini.. :-)
teman-teman sekolahku..

tatapan dan harapan anak kelas enam..